Tata Cara Bersiwak Yang Baik Dan Benar Sesuai Dengan Sunnah

Kali ini saya akan membahas tentang Tata Cara Bersiwak Yang Baik Dan Benar Sesuai Dengan Sunah, Siwak atau miswak merupakan sejenis kayu khusus untuk membersihkan gigi.
Kegiatan bersiwak sudah tidak asing lagi bagi umat muslim karena Rasulullah SAW sendiri menganjurkan umatnya untuk bersiwak. Konon Rasulullah SAW sangat menyukai siwak hingga ia menyarankan umatnya untuk bersiwak setiap akan melakukan shalat. Sebagaimana tertulis dalam hadits dari Abu Huroiroh radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي أَوْ عَلَى النَّاسِ لَأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ مَعَ كُلِّ صَلَاةٍ
Seandainya tidak memberatkan umatku, sungguh aku akan memerintahkan mereka bersiwak  setiap hendak menunaikan shalat.” (HR. Bukhari).

Tata Cara Bersiwak Yang Baik Dan Benar

Berikut ini tips nya:

1. Menguliti Ujung Kayu

Sebelum menggunakan kayu siwak yang masih baru,kita perlu menguliti ujung kayu siwak tersebut sekitar 1 – 3 cm dengan menggunakan pisau.

2. Harus Kunyah Ujung Kayu

Setelah ujung siwak dikuliti lalu gigit dan kunyah hingga membuat serat kayu ranting jadi terpisah – pisah seperti halnya bulu sikat gigi. Ketika awal dikunyah kita akan merasakan sensasi pedas di mulut. Semakin sering Sobat Duha kunyah serat kayu akan semakin terasa lembut.

3. Siwak Harus Direndam Dalam Air

Siwak merupakan alat pembersih mulut tradisional, seperti hal nya sikat gigi atau produk–produk kesehatan mulut lainnya di jaman sekarang. Untuk menambah sensasi aroma ialah dengan merendam ujung kayu siwak ke dalam air lemon atau air mawar sehingga menjadi lebih harum. Merendam siwak ke dalam air juga dapat membuat siwak jadi lebih lunak dan nyaman digunakan.

4. Pegang Siwak Dengan Posisi Yang Benar

Setelah siwak direndam, sekarang waktunya dipakai untuk membersihkan gigi dan gusi. Caranya dengan menekan ujung kayu siwak yang sudah direndam tadi dengan gerakan naik – turun & berputar pada lapisan gigi. Jangan lupa gunakan siwak ke seluruh permukaan gigi hingga sela – sela yang sulit dijangkau. Menekan siwak jangan terlalu keras atau terlalu dekat dengan gusi karena bisa bikin gusi jadi terluka.

5. Rutin Memotong Ujung Bulu Siwak

Kalau sikat gigi yang sudah tidak rapi, kita biasa membuangnya dan membeli yang baru. Pada siwak yang sudah usang bulunya, kita bisa memotong bulu – bulu yang sudah usang tadi dengan bagian ranting yang masih rapih. Tergantung dengan pemakaian, biasanya setiap 3 – 6 bulan sekali bulu siwak harus dipotong.

6. Menyimpan Siwak Di Tempat Yang Kering

Cara menyimpan siwak juga perlu kita perhatikan. Sediakan tempat khusus untuk menyimpan siwak yang telah kita pakai. Pastikan tempat tersebut bersih & kering. Tidak mendorong timbulnya jamur karena kayu cukup rentang dengan situasi lembab. Jauhkan kayu dari wastafel atau toilet untuk menghindari perpindahan bakteri secara tidak sengaja dari percikan air.

Hukum Memakai Siwak

Bersiwak hukumnya adalah sunnah. Alasan disunnahkannya bersiwak dikarenakan melanggengkannya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam dalam bersiwak. Dalam hadits shahih juga disebutkan: “Andai aku tidak memberatkan atas umatku, maka aku akan memerintahkan mereka dengan bersiwak setiap akan berwudlu”.
Dalam riwayat lain disebutkan: “Maka aku akan memfardhukan (mewajibkan) atas mereka dengan bersiwak beserta setiap akan berwudlu”. Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Al-Humaidi dengan isnad yang bagus juga disebutkan: “Dua rakaat (shalat) dengan bersiwak itu lebih utama dari tujuh puluh rakaat tanpa bersiwak”.
Hadits tersebut adalah dalil dari kesunnahan bersiwak sebelum shalat. Kesunnahan bersiwak berlaku pada setiap tingkah (entah itu tingkah berdiri, tingkah duduk), kecuali setelah zawaal (matahari condong ke arah barat/masuk waktu dzuhur) bagi orang yang berpuasa, entah itu puasa sunnah atau fardhu.
Sehingga, bagi orang yang berpuasa dimakruhkan bersiwak setelah zawaal. Namun, Imam An-Nawawi memilih tidak adanya kemakruhan dalam bersiwak bagi orang yang berpuasa secara mutlak ( entah itu sebelum atau sesudah zawaal).

Hukum Bersiwak Menjadi Sunnah, Jika :

• ketika mulut berubah dikarenakan azm (diam terlalu lama. Ada juga ulama yang mengatakan sebab makanan).
• ketika bangun dari tidur.
• Ketika akan melakukan shalat, entah itu shalat fardhu atau sunnah.
• ketika akan membaca Al-Qur’an. Lebih tepatnya sebelum membaca ta’awwudz.
• Ketika gigi menguning
• ketika akan berwudlu
• ketika akan membaca hadits
• ketika akan mengaji
• ketika akan dzikir
• ketika akan hendak tidur
• ketika akan masuk ka’bah

Hukum Bersiwak Menjadi wajib, Jika:

• ketika nadzar akan bersiwak
• tidak bisa menghilangkan najis kecuali dengan cara bersiwak
• orang yang bau mulut dalam sebuah jama’ah dan diketahui bahwa bau mulutnya menyakiti para jamaah.

Hukum Bersiwak Menjadi Haram, Jika:

• bersiwak dengan menggunakan siwak milik orang lain tanpa izin dan tidak diketahui ridho atau tidaknya pemilik dari siwak tersebut.

Manfaat Kayu Siwak

Manfaat bersiwak sangatlah banyak, Antara Lain:
• Membersihkan mulut
• memutihkan gigi
• membuat punggung menjadi tegap (lurus)
• menguatkan gusi
• memperlambat uban
• memperlipat gandakan pahala
• memudahkan sakaratul maut
• memudahkan rizki
• mulut wangi
• menghilangkan segala penyakit di dalam kepala dan menghilangkan balghom (jawa: riyak).
• Mempermudah keluarnya ruh ketika sakaratul maut

Doa Memakai siwak

Sebagian Ulama mensunnahkan untuk membaca (berdoa) dalam awal bersiwak: “Allahumma Bayyidl Bihi Asnaaniy Wa Syaddi Bihi Latsaatiy Wa Tsabbit Bihi Lahaatiy Wa Baarik Liy Fiihi Yaa Arhama Ar-Raahimiin.”

Niat Memakai siwak

Ketika kita akan bersiwak, kita dianjurkan untuk berniat agar mendapat kesunnahan bersiwak. Lafaldz niatnya adalah: Nawaitu Al-Istiyaak (aku niat bersiwak).

Kandungan Kimia Kayu Siwak

Batang kayu siwak mengandung mineral-mineral alami yang dapat membunuh dan menghambat pertumbuhan bakteri, mengikis plaque, mencegah gigi berlubang serta memelihara gusi.

Siwak memiliki kandungan kimiawi yang bermanfaat, meliputi :

• Antibacterial Acids, seperti astringents, abrasive dan detergent yang berfungsi untuk membunuh bakteri, mencegah infeksi, menghentikan pendarahan pada gusi. Penggunaan kayu siwak yang segar pertama kali, akan terasa agak pedas dan sedikit membakar, karena terdapat kandungan serupa mustard yang merupakan substansi antibacterial acid tersebut.
• Kandungan kimiawi seperti Klorida, Potassium, Sodium bicarbonate, Fluorida, Silika, Sulfur, Vitamin C, Trimetilamin, Salvadorin, Tannin dan beberapa mineral lainnya yang berfungsi untuk membersihkan gigi, memutihkan dan menyehatkan gigi dan gusi. Bahan-bahan ini sering diekstrak sebagai bahan penyusun pasta gigi.
• Minyak aroma alami yang memiliki rasa dan bau yang segar, yang dapat menyegarkan mulut dan menghilangkan bau tidak sedap.
• Enzim yang mencegah pembentukan plak yang merupakan penyebab radang gusi dan penyebab utama tanggalnya gigi secara prematur.
• Anti Decay Agent (Zat anti pembusukan) dan Antigermal System, yang bertindak seperti Penicilin menurunkan jumlah bakteri di mulut dan mencegah terjadinya proses pembusukan. Siwak juga turut merangsang produksi saliva, dimana saliva sendiri merupakan organik mulut yang melindungi dan membersihkan mulut.
Secara Kimiawi, kulit batang kayu siwak yang kering bila diekstrak dengan alkohol 80% dan kemudian diekstrak dengan ether, lalu diteliti secara terperinci kandungannya melalui ECP (Exhaustive Procedure Chemicle), maka akan ditemukan zat-zat kimia sebagai berikut : Trimetilamin, chloride, resin, sejumlah besar fluoride dan silica, sulfur dan vitamin C.
Penelitian kimiawi terhadap tanaman ini telah dilakukan semenjak abad ke-19, dan ditemukan sejumlah besar klorida, fluor, trimetilamin dan resin. Kemudian ditemukan juga kandungan silika, sulfur dan vitamin C.
Kandungan kimia tersebut sangat bermanfaat bagi kesehatan gigi dan mulut dimana trimetilamin dan vitamin C membantu penyembuhan dan perbaikan jaringan gusi. Klorida bermanfaat untuk menghilangkan noda pada gigi, sedangkan silika dapat bereaksi sebagai penggosok.
Kemudian keberadaan sulfur dikenal dengan rasa hangat dan baunya yang khas, adapun fluorida berguna bagi kesehatan gigi sebagai pencegah terjadinya karies dengan memperkuat lapisan email dan mengurangi larutnya terhadap asam yang dihasilkan oleh bakteri.

Simak Penjelasan Bersiwak Cara Rasulallah SAW - Hikmah Buya Yahya


Siwak Kaya Dengan Fluorida Dan Silika

fluorida mengerahkan proses antikariogenik dengan cara sebagai berikut :
• Perubahan hydroxypatite menjadi fluorapatite yang lebih tahan terhadap acid dissolution.
• Bercampurnya acidogenic organisme di dalam plak gigi sehingga mengurangi pH dari plak gigi.
• Membantu memulihkan kembali gigi yang baru rusak.
• Membentuk efek penghambat terhadap pertumbuhan bakteri pada plak gigi.
Adapun silika berfungsi membantu membersihkan gigi karena silika bekerja sebagai bahan penggosok yang dapat menghilangkan noda.

Sumber : AL-HASANIYYAH